Wisata Cikolelet Suguhkan Empat Destinasi Menarik
A
A
A
SERANG - Provinsi Banten dianugerahi geografis yang lengkap. Banten memiliki garis pantai yang sangat panjang, daerah pegunungan, juga perbukitan.
Seperti halnya di Kabupaten Serang, saat ini terdapat tempat yang gencar dijadikan objek wisata oleh perangkat desa yaitu Desa Cikolelet, Kecamatan Cinangka. Desa ini untuk sebelah barat berbatasan dengan Desa Baros Jaya, sebelah utara dengan Desa Mekarsari, sebelah timur berbatasan langsung dengan hutan lindung dan Cikedung, Mancak, serta sebelah selatan dengan Desa Kubang Baros dan Rancasanggal. Dengan jumlah penduduk sekitar 1.360 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 11 RW dan 33 RT.
Desa Cikolelet sangat berdekatan dengan wisata Pantai Cinangka dan Anyer sehingga sangat strategis dikembangkan menjadi destinasi baru yang ada di Kabupaten Serang. Desa tersebut terdapat potensi objek wisata alam yang menjadi salah satu daya tarik desa. Bahkan, di desa ini masih terdapat adat tradisi budaya yang terus dilestarikan oleh masyarakat dan berkembangnya berbagai kesenian.
Jika melihat potensi wisata alam terdapat empat lokasi yang wajib dikunjungi jika menuju desa tersebut, yakni wisata Gunung Pilar, Gunung Cibaja, air terjun atau Curug Kembar dan Curug Lawang. Di Puncak Pilar saat ini dikembangkan oleh perangkat, di antaranya permainan outbond, flying fox , dan tempat selfie .
Dengan begitu, lokasi ini sangat cocok untuk wisatawan yang mau menguji tantangan. Lokasi kedua yaitu Puncak Cibaja, di lokasi ini memiliki bukit yang kontur tanahnya rata sehingga lokasi ini tepat dijadikan camping ground . Oleh aparat desa, tempat ini telah dibuatkan rumah pohon, yang bisa memandang kondisi alam sekitar Cinangka. Tidak hanya itu, di Puncak Cibaja terdapat menara untuk memantau habitat binatang lutung dan monyet sehingga tempat ini menjadi daerah yang sangat menarik.
Untuk bisa menuju dua tempat ini, memang membutuhkan tenaga ekstra, di mana pengunjung harus berjalan kaki menaiki bukit dengan waktu tempuh hingga 30 menit dari kampung terdekat. Namun, hal itu tidak harus khawatir, bagi pengunjung yang tidak siap berjalan kaki dengan mendaki, di lokasi tersedia sepeda motor atau ojek yang siap mengantarkan pengunjung hingga lokasi yang dituju. Di Desa Cikolelet juga terdapat Curug Lawang, saat ini masih menjadi pemandian yang alami. Begitu juga Curug Kembar.
Selain menjadi lokasi pemandian, di Curug Kembar ini terdapat menara untuk pemantauan burung Rangkong. Kepala Desa Cikolelet Ojat Darojat mengatakan, beberapa titik destinasi ini masuk di dalam wilayah Cagar Alam Gunung Tukung Gede. "Saat ini kunjungan masyarakat ke Desa Cikolelet setiap bulannya sebanyak 800 orang. Bahkan, jumlah ini juga belum termasuk yang belum terdata seperti komunitas motor cross ," kata Ojat di kediamannya kemarin. Ojat Darojat mengatakan, masih banyak lagi destinasi yang bisa dikembangkan seperti budaya gurah Danau Cidanu.
Gurah Cidanau yaitu budaya menangkap ikan di sebuah danau yang biasa dilakukan pada pertengahan musim kemarau. Dalam kegiatan ini biasa diikuti ribuan warga dari tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Cinangka, Padarincang, dan Mancak. Upaya perangkat desa ini mengembangkan desanya menjadi daerah wisata sehingga masyarakatnya terus mempertahankan budaya dan mengembangkan kesenian, seperti budaya prah prahan , di mana para ibu-ibu masak bersama. Selain itu, juga terdapat agenda tahunan yaitu pawai budaya.
Untuk kesenian yang dikembangkan, yaitu kesenian rudat, seni calung, dan rampak kasidah. Tidak hanya itu, terdapat pengembangan usaha kecil menengah, yaitu pembuatan atap rumbia, penyulingan minyak sereh, peternakan kambing, dan pembuatan emping melinjo. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten Eneng Nurcahyati mengatakan, pemerintah daerah dalam membina pariwisata khususnya di Desa Cikolelet yaitu dengan mengadvokasi kesadaran daerahnya untuk bisa melakukan daya saing pengembangan pariwisata.
"Kami melakukan advokasi sadar wisata kepada masyarakat, menumbuhkembangkan ekonomi kreatif, jejaring kerja sama, dan mendorong masuknya CSR dari perusahaan seperti Bank Banten, BI, dan BJB," kata Eneng. Untuk di Desa Cikolelet, Pemerintah Provinsi Banten telah membangun tugu selamat datang dan peta menuju destinasi wisata yang ada di Desa Cikolelet.
Potensi Pariwisata Banten Harus Menjadi Perhatian Bersama
Sekda Banten Ranta Suharta saat membuka Forum Rencana Kerja Dinas Pariwisata Provinsi Banten tahun 2019 di aula Dinas Pariwisata Pemprov Banten, kemarin, potensi pariwisata dan ekonomi kreatif yang dimiliki Provinsi Banten selayaknya mendapatkan perhatian yang serius dari berbagai pihak. Menurut Ranta, pada 2015 tiga subsektor ekonomi kreatif seperti fashion, kriya, dan kuliner Banten berada di posisi ketiga tingkat nasional setelah Jawa Barat dan Jawa Timur dengan total ekspor mencapai USD3,03 miliar atau sekitar 15,66%.
Dia juga mengatakan, meski saat ini sektor infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan menjadi fokus pemerintah provinsi beberapa tahun ke depan, pemerintah provinsi juga tidak mengesampingkan kepentingan pariwisata. "Terbukti, saat ini dibangun infrastruktur dari dan ke daerah tujuan wisata, revitalisasi kawasan Banten Lama dan percepatan pembangunan kawasan ekonomi khusus (KEK) Tanjung Lesung yang sampai saat ini nilai investasinya sudah mencapai Rp241 miliar," papar Sekda. Dengan adanya forum Renja pariwisata seperti ini dapat menjaring aspirasi pelaku usaha pariwisata dari seluruh kabupaten/kota di Banten guna perencanaan pembangunan pariwisata di Banten pada 2019.
"Saya menyambut baik atas prakarsa Dinas Pariwisata dalam penyelenggaraan forum rencana kerja pembangunan kali ini. Diharapkan dapat menjaring aspirasi, sinkronisasi, serta menyamakan persepsi terkait perencanaan pembangunan pariwisata Banten pada 2019," ujarnya.
(Teguh Mahardika)
Seperti halnya di Kabupaten Serang, saat ini terdapat tempat yang gencar dijadikan objek wisata oleh perangkat desa yaitu Desa Cikolelet, Kecamatan Cinangka. Desa ini untuk sebelah barat berbatasan dengan Desa Baros Jaya, sebelah utara dengan Desa Mekarsari, sebelah timur berbatasan langsung dengan hutan lindung dan Cikedung, Mancak, serta sebelah selatan dengan Desa Kubang Baros dan Rancasanggal. Dengan jumlah penduduk sekitar 1.360 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 11 RW dan 33 RT.
Desa Cikolelet sangat berdekatan dengan wisata Pantai Cinangka dan Anyer sehingga sangat strategis dikembangkan menjadi destinasi baru yang ada di Kabupaten Serang. Desa tersebut terdapat potensi objek wisata alam yang menjadi salah satu daya tarik desa. Bahkan, di desa ini masih terdapat adat tradisi budaya yang terus dilestarikan oleh masyarakat dan berkembangnya berbagai kesenian.
Jika melihat potensi wisata alam terdapat empat lokasi yang wajib dikunjungi jika menuju desa tersebut, yakni wisata Gunung Pilar, Gunung Cibaja, air terjun atau Curug Kembar dan Curug Lawang. Di Puncak Pilar saat ini dikembangkan oleh perangkat, di antaranya permainan outbond, flying fox , dan tempat selfie .
Dengan begitu, lokasi ini sangat cocok untuk wisatawan yang mau menguji tantangan. Lokasi kedua yaitu Puncak Cibaja, di lokasi ini memiliki bukit yang kontur tanahnya rata sehingga lokasi ini tepat dijadikan camping ground . Oleh aparat desa, tempat ini telah dibuatkan rumah pohon, yang bisa memandang kondisi alam sekitar Cinangka. Tidak hanya itu, di Puncak Cibaja terdapat menara untuk memantau habitat binatang lutung dan monyet sehingga tempat ini menjadi daerah yang sangat menarik.
Untuk bisa menuju dua tempat ini, memang membutuhkan tenaga ekstra, di mana pengunjung harus berjalan kaki menaiki bukit dengan waktu tempuh hingga 30 menit dari kampung terdekat. Namun, hal itu tidak harus khawatir, bagi pengunjung yang tidak siap berjalan kaki dengan mendaki, di lokasi tersedia sepeda motor atau ojek yang siap mengantarkan pengunjung hingga lokasi yang dituju. Di Desa Cikolelet juga terdapat Curug Lawang, saat ini masih menjadi pemandian yang alami. Begitu juga Curug Kembar.
Selain menjadi lokasi pemandian, di Curug Kembar ini terdapat menara untuk pemantauan burung Rangkong. Kepala Desa Cikolelet Ojat Darojat mengatakan, beberapa titik destinasi ini masuk di dalam wilayah Cagar Alam Gunung Tukung Gede. "Saat ini kunjungan masyarakat ke Desa Cikolelet setiap bulannya sebanyak 800 orang. Bahkan, jumlah ini juga belum termasuk yang belum terdata seperti komunitas motor cross ," kata Ojat di kediamannya kemarin. Ojat Darojat mengatakan, masih banyak lagi destinasi yang bisa dikembangkan seperti budaya gurah Danau Cidanu.
Gurah Cidanau yaitu budaya menangkap ikan di sebuah danau yang biasa dilakukan pada pertengahan musim kemarau. Dalam kegiatan ini biasa diikuti ribuan warga dari tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Cinangka, Padarincang, dan Mancak. Upaya perangkat desa ini mengembangkan desanya menjadi daerah wisata sehingga masyarakatnya terus mempertahankan budaya dan mengembangkan kesenian, seperti budaya prah prahan , di mana para ibu-ibu masak bersama. Selain itu, juga terdapat agenda tahunan yaitu pawai budaya.
Untuk kesenian yang dikembangkan, yaitu kesenian rudat, seni calung, dan rampak kasidah. Tidak hanya itu, terdapat pengembangan usaha kecil menengah, yaitu pembuatan atap rumbia, penyulingan minyak sereh, peternakan kambing, dan pembuatan emping melinjo. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten Eneng Nurcahyati mengatakan, pemerintah daerah dalam membina pariwisata khususnya di Desa Cikolelet yaitu dengan mengadvokasi kesadaran daerahnya untuk bisa melakukan daya saing pengembangan pariwisata.
"Kami melakukan advokasi sadar wisata kepada masyarakat, menumbuhkembangkan ekonomi kreatif, jejaring kerja sama, dan mendorong masuknya CSR dari perusahaan seperti Bank Banten, BI, dan BJB," kata Eneng. Untuk di Desa Cikolelet, Pemerintah Provinsi Banten telah membangun tugu selamat datang dan peta menuju destinasi wisata yang ada di Desa Cikolelet.
Potensi Pariwisata Banten Harus Menjadi Perhatian Bersama
Sekda Banten Ranta Suharta saat membuka Forum Rencana Kerja Dinas Pariwisata Provinsi Banten tahun 2019 di aula Dinas Pariwisata Pemprov Banten, kemarin, potensi pariwisata dan ekonomi kreatif yang dimiliki Provinsi Banten selayaknya mendapatkan perhatian yang serius dari berbagai pihak. Menurut Ranta, pada 2015 tiga subsektor ekonomi kreatif seperti fashion, kriya, dan kuliner Banten berada di posisi ketiga tingkat nasional setelah Jawa Barat dan Jawa Timur dengan total ekspor mencapai USD3,03 miliar atau sekitar 15,66%.
Dia juga mengatakan, meski saat ini sektor infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan menjadi fokus pemerintah provinsi beberapa tahun ke depan, pemerintah provinsi juga tidak mengesampingkan kepentingan pariwisata. "Terbukti, saat ini dibangun infrastruktur dari dan ke daerah tujuan wisata, revitalisasi kawasan Banten Lama dan percepatan pembangunan kawasan ekonomi khusus (KEK) Tanjung Lesung yang sampai saat ini nilai investasinya sudah mencapai Rp241 miliar," papar Sekda. Dengan adanya forum Renja pariwisata seperti ini dapat menjaring aspirasi pelaku usaha pariwisata dari seluruh kabupaten/kota di Banten guna perencanaan pembangunan pariwisata di Banten pada 2019.
"Saya menyambut baik atas prakarsa Dinas Pariwisata dalam penyelenggaraan forum rencana kerja pembangunan kali ini. Diharapkan dapat menjaring aspirasi, sinkronisasi, serta menyamakan persepsi terkait perencanaan pembangunan pariwisata Banten pada 2019," ujarnya.
(Teguh Mahardika)
(nfl)